Kamis, 14 Juli 2011

Tanpa e-Ticketing,Anggaran Busway Bocor

Komunitas pengguna Transjakarta,
Busway Mania, menyatakan
apabila Badan Layanan
Umum Transjakarta tidak
segera menerapkan sistem
tiket elektronik atau e- ticketing pada seluruh
koridor, maka tingkat
kebocoran anggaran akan
semakin tinggi. Selama
tujuh tahun beroperasi,
Busway Mania melihat kualitas pelayanan bus
Transjakarta kian menurun
tanpa memiliki standar
kualitas minimum. "Pada penyelenggaraan
pertama kami lihat di
koridor I itu baik sekali ada
tiket elektronik dan
sebagainya. Tapi busway
mengalami kemunduran di tahun 2007 karena sudah
tidak menggunakan
electronic ticketing lagi.
Sudah kayak beli tiket
parkir saja," ujar Sekjen
Komunitas Busway Mania, Thowaf Zuharon di Jakarta. "Saya kira kalau busway
dibiarkan seperti ini dan
tidak menggunakan
electronic ticketing, maka
ini sudah melawan
ketentuan yang dijanjikan sejak awal oleh Pemprov
DKI," kata dia lagi. Oleh karena itu, mereka
mendesak BLU Transjakarta
melakukan transparansi
anggaran. Sebaba, kata
Busway Mania, selain tiket
elektronik tidak terealisasi, pelayanan juga tidak
memuaskan. "Padahal kondisi sekarang,
klaim Transjakarta di
websitenya ada 350.000 tiket
setiap hari, kemudian ada
subsidi APBD DKI Rp300
miliar per tahun dan masih ada iklan-iklan yang
masuk. Saya kira kalau
kualitas semakin turun
berarti masyarakat
dirugikan," tuturnya. Thowaf menegaskan bahwa
e-ticketing termasuk standar
pelayanan minimun, maka
bila hingga kini tak juga
diberlakukan, BLU
Transjakarta dianggap telah melawan undang-undang
Keterbukaan Informasi
Publik. Menanggapi masalah ini,
Kepala BLU Transjakarta,
Muhammad Akbar
membenarkan sejak awal
dioperasikannya busway
rencananya seluruh koridor akan menggunakan tiket
elektronik. "Namun, saat 2007 terjadi
gagal lelang pada koridor 4,
5, 6 dan 7. Maka tidak
dilanjutkan dan
menggunakan karcis
sobek," terang Akbar. Akbar menjelaskan Senin
lalu telah menandatangani
akta perjanjian atau MoU
sistem e-ticketing yang
disebut Jakcard bersama
dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Bank DKI. "Isi perjanjian itu akan
diimplementasikan ke
seluruh koridor mulai tahun
depan," terangnya. Sistem e-
ticketing ini akan
menggunakan kartu prabayar yang berisikan
nominal uang. Selain dapat
digunakan sebagai alat
pembayaran tiket bus
Transjakarta secara
langsung, Jakcard juga dapat digunakan untuk berbelanja
di minimarket yang
bekerjasama dengan Bank
DKI. "Penggunaan Jakcard juga
lebih cepat dan tentu lebih
aman. Bagi pengelola,
penerimaan tiketnya
menjadi lebih teratur dan
sistematis. Ini juga merupakan bagian dari
perbaikan layanan bus
Trasnjakarta yang kami
lakukan," jelasnya. Selain e-ticketing, Pemprov
DKI juga akan memasang
instalasi tracking sistem
yang mampu mengatur
waktu tempuh bus, Sehingga tidak akan ada lagi
bus Transjakarta yang saling
mengantri. Kedatangan bus
akan disesuaikan dengan
kebutuhan penumpang, juga
dilengkapi pengumuman yang memberitahukan
kedatangan bus.

sumber : vivanews

0 komentar:

:10 :11 :12 :13
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
:42 :43 :44 :45

Posting Komentar

Mohon tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini:

like my blog

anda pengunjung ke-